Minggu, 09 November 2014

bad story of enron company

 Enron Corporation.

a. Latar Belakang.
Enron Corporation didirikan pada tahun 1985 merupakan merjer antara Houston TX dan Inter North (Omaha, NE) yaitu suatu perusahaan yang bergerak dibidang distribusi gas alam (natural gas pipe line system). Jaringan pipa yang dikuasainya sepanjang lk 34.000 miles. Hasil penjualannya setiap tahun rata-rata lebih dari USD 25,000,000,000 dan pada tahun 2000 mencapai sebesar USD 100,000,000,000. Total karyawan-nya 20,000 orang. Sejak tahun 1998 Enron memiliki 8 anak perusahaan antara lain Enron Gas Services (EGS) dan Enron Capital & Trade (ECT).
Pada akhir tahun 2000 Enron Corporation tercatat sebagai perusahaan terbesar ke-7 di Amerika Serikat. Oleh karena itu keruntuhannya pada tahun 2001 dipandang sebagai puncak musibah di kalangan dunia usaha di Amerika Serikat.

b. Kinerja.
Kinerja Enron Corporation antara lain dapat dilihat dari kinerja keuangannya pada periode tahun            1998 – 2000 sebagaimana digambarkan oleh Stuart L.Gillan dan John D. Martin (University of Delaware, USA) sebagai berikut :
  • Penjualan pada tahun 1998, 1999 dan 2000 berturut-turut sebesar USD 31,260 juta ;                USD 40,112 juta ; dan USD 100,789 juta..
  • Laba bersih pada tahun 1998, 1999 dan 2000 berturut-turut sebesar  USD 703 juta ; USD 1,024 juta ; dan USD 979 juta.
  • Laba bersih pada tahun 1998, 1999 dan 2000 berturut-turut sebesar 2.2 persen , 2.6 persen ; dan   1.0 persen
  • Long term debt to assets pada tahun 1998, 1999 dan 2000 berturut-turut sebesar 63.3 persen ;     60.5 persen ; dan 56.6 persen
Selain kinerja keuangan tersebut dapat pula dikemukakan ;
  • Enron juga memperdagangkan energi ( natural gas, minyak bumi dan listrik) melalui internet, serta memperdagangkan kontrak jual beli enerji berjangka seperti dalam bentuk surat-surat berharga atau derivatives.
  • Untuk mendanai perkembangan usahanya, manajemen Enron membentuk unit-unit usaha baru yang disebut Special Purpose Entities (SPEs). Dalam operasi-nya SPEs juga menggunakan dana-dana pinjaman, yang kemudian ternyata menjadi beban perusahaan.
c. Keruntuhan & sebab-sebab keruntuhannya.
Pada awal tahun 2001 Enron Corporation tampak mulai runtuh, hal itu terlihat jelas dari tanda-tanda sebagai berikut :
  • Usaha perdagangan derivatives energi yang dilakukannya pada tahun 2001 rugi USD 1.2 miliar. Hal itu mengakibatkan masalah keuangan yang berat, sementara itu kerugian tersebut tidak segera dilaporkan secara transparan.
  • Laporan keuangan Enron Corporation lambat dan tidak transparan, sehingga adanya kerugian dalam jumlah yang besar terlambat diketahui pemegang saham
  • Pada saat yang hampir bersamaan obligasi Enron Corporation diberi nilai rendah oleh perusahaan pemeringkat internasional (credit rating agency) Moody’s. Pemberian nilai rendah tersebut kemudian diikuti oleh perusahaan pemeringkat lain Standart & Poor. Kemungkinan besar Moody’s maupun Standart & Poor telah mendapat informasi tentang adanya masalah-masalah keuangan yang dhadapi Enron Corporation dari sumber-sumbernya.
  • Pada bulan November 2001 telah terjadi lebih dari 20 gugatan yang disampaikan kepada yang berwajib akibat keterlambatan, ketidak akuratan, dan kebohongan laporan keuangan yang dilakukan oleh Enron Corporation.
  • Terdapat bukti-bukti telah terjadi insider trading dalam perdagangan saham-saham Enron Corporation.
Pada 2 Desember 2001 Enron Corporation menyatakan dirinya pailit (bankrupt) karena masalah keuangan yang dihadapinya tidak dapat diatasi. Akibat runtuh-nya perusahaan raksasa ini para pemegang saham; perorangan maupun sejumlah institusi menjadi korban.
Committee on Govermental Affairs, Senat Amerika Serikat, pada tahun 2002 membentuk Subcommittee yang bertugas meneliti sebab-sebab keruntuhan Enron Corporation tersebut. Penelitian dilakukan terhadap Board of Directors, dokumen-dokumen transaksi Enron Corporation dan sejumlah fihak yang terkait hasilnya menunjukan adanya tindakan-tindakan Board of Directors yang tidak benar sbb:
  • Membiarkan terjadinya transaksi-transaksi bisnis tanpa dibukukan secara resmi dalam pembukuan perusahaan, serta membiarkan praktek pembukuan yang tidak sesuai prosedure yang berlaku di Amerika Serikat (Generally Accepted Accounting Procedures/GAAP). Hal ini berarti membiarkan kegiatan-kegiatan off-balance sheet, sedangkan nilai kegiatan itu sampai milyar-an dollar Amerika Serikat.
  • Membiarkan beroperasinya SPEs yang bertentangan dengan kepentingan Enron Corporation, sedangkan banyak dari kegiatan SPEs yang merugikan perusahaan.
  • Membiarkan dan menyetujui terjadinya pemberian balas jasa kepada para eksekutip perusahaan yang berlebihan, pada saat likuiditas perusahaan sedang kurang sehat.
  • Membiarkan CEO menjalankan tugasnya tanpa pengawasan (control) yang memadai.
  • Penunjukan Arthur Andersen sebagai komite audit sekaligus menjadi konsultan manajemen adalah  bertentangan dengan prinsip-prinsip independency dalam pengawasan. Hal ini menunjukkan bahwa Board of Directors tidak independen.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa good corporate governance pada Enron Corporation tidak berjalan sebagaimana mestinya seperti :
  • Board of Directors tidak berfungsi sebagaimana mestinya, selaku pengendali (pengarah & pengawas) perusahaan tidak berfungsi dengan baik.
  • CEO dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab-nya tidak transparan, tidak sesuai dengan prinsip “disclosure and transparency”,
  • CEO dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh konsultan manajemen Arthur Andersen yang sekaligus juga menjadi anggota komite audit, sehingga terjadi campur-aduk antara pelaksanaan dan pengawasan.
Hal-hal tersebut diatas jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip “good corporate governance”, dan menjadi sebab utama Enron Corporation runtuh (pailit). Pemegang saham, kreditur dan karyawan Enron Corporation menjadi korban akibat malapetaka itu.

Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

menurut saya

·         Independensi mental seharusnya wajib dimiliki oleh seorang audit, KAP arthur andersen tidak memiliki  independensi mental yang seharusnya dimiliki oleh bagian audit. hal itu terlihat dari manipulasi laporan keuangan yang aslinya buruk dapat di rubah menjadi sangat sehat dan menarik untuk para  investor. jika independensi tidak ditegakkan maka hal yang terjadi pada perusahaan enron dapat terjadi di perusahaan manapun. karena independentsi bagi para auditor hal terpenting,karna hasil audit dapat menjadi acuan pihak eksternal (masyarakat,investor dll) dalam melihat kondisi suatu perusahaan.